IPTEK DAN IMTAK UNTUK MEMPEROLEH PEKERJAAN
Suatu hari Tian, Ali dan Udin telah menyelesaikan belajar di sekolah. Di perjalanan pulang mereka asyik membicarakan pelajaran IPTEK dan Kaidah Ajaran Agama.
Tian : “Hey teman-teman, lebih penting mana belajar IPTEK dan kaidah ajaran Agama ???”.
Ali : “Ya mana ku tau, tanya saja ke Pak Guru sama Pak Ustadz !!”. (dengan nada sinis)
Udin : “Sudah, sudah jangan bertengkar melulu. Waktu aku di perpustakaan tadi, aku baca
kalau IPTEK dan IMTAK harus sama dan seimbang”.
Ali : “ Masa sih Din, aku gak percaya kan IPTEK lebih penting daripada IMTAK”.
Tian : “No no no no !!! Memang betul kata Udin kalau IPTEK dan IMTAK harus seimbang ......
ahhh kamu nih gimaa sih Al ????”.
Saat mereka masih bertengkar tentang masalah IMTAK dan IPTEK, tiba-tiba dari belakang, Pak Ustadz menghampiri mereka.
Pak Ustadz : “Assalamualaikum”.
Ali,Tian,Udin : “Wa’alaikumussalam”.
Pak Ustadz : “Ini lho pak, kata Ali, IPTEK lebih penting daripada IMTAK. Tapi kata Udin IPTEK dan
IMTAK harus seimbang, lha kalau begini mana yang benar Pak ??”.
Pak Ustadz : “Memang IPTEK penting di dunia, tapi apakah IPTEK dibutuhkan di di Akhirat ???? tidak
bukan, di akhirat yang diperlukan adalah IMTAK. Jika kalian tidak mempunyai iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, maka kalian tidak akan selamat di akhirat nanti. Bahkan IMTAK
juga membawa kita ke keselamatan dunia. Jadi IPTEK dan IMTAK itu harus seimbang”.
Udin : “Betul kan Al ???”.
Tian : “ Nah, gimana Al, udah ngerti kan kamu ??”.
Ali : “Ya okelah kalo begitu,...
Udin : “ Lho An, kamu kok jadi ikut ikutan kataku gitu sih ??”.
Tian : “hehehe sorry ya sorry, ah kamu nih bikin malu aku aja Din ...”.
Saat Tian, Ali dan Udin sedang ngobrol, tiba tiba Pak Ustadz menghilang tanpa jejak. Sehingga membuat mereka heran.
Ali : “Hey teman teman, kemana tadi Pak Ustadz ??”.
Tian : “Iya kemana tadi pak Ustadz ya ????”.
Udin : “Huss, dari dulu itu Pak Ustadz memang aneh kalo ada masalah baru muncul dan kalo
dah beres nyelonong pergi kayak hantu”.
Tian dan Ali : “Jangan jangan ...........
Setelah puas bercakap – cakap, merekapun pulang ke rumah masing-masing.
Siang pun berganti malam, dan saat selesai sholat maghrib mereka bertiga bertemu lagi.
Udin : “Hey teman-teman apa cita-cita kalian kelak ???”.
Ali : “Kalo aku mau jadi Mentri Keuangan biar di Indonesia tidak ada lagi kemiskinan”.
Tian : Kalo aku mau jadi petani, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup”.
Udin : “Aku sih mau jadi pengusaha, biar bisa kaya”.
Dari jauh terlihat Pak Ustadz yang sedang nongkrong di warkop. Mereka pun segera ke sana.
Ali : “Daripada ribut lagi gara-gara cita-cita ayo kita tanya ke pak ustadz aja”.
Tian : “Betul betul betul
Sambil berlari kecil mereka langsung menghampiri pak ustadz.
Udin : “Assalamualaikum pak Ustadz”.
Pak Ustadz : “ Walaikumussalam ada apa ???”.
Ali : “Gini lhho pak, kita bingung pekerjaan yang paling baik ??”.
Pak Ustadz : “Semua pekerjaan itu baik, asalkan kalian melakukannya dengan baik, dengan cara
yang benar dan memiliki maksud yang baik, dan carilah pekerjaan yang halal. Dan jika kalian sudah
sukses nanti jangan lupa, banyak banyaklah beramal. Karena amal memberi kita jalan menuju surga.
Ali,Tian,Udin : “Oh begitu toh”.
Setelah Pak Ustadz selesai menjelaskan mereka pun pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar